a. Social Studies Teaching and Learning Are
Powerful When They Are Meaningful
Kegiatan
belajar mengajar IPS yang Powerful, dapat menjadi IPS itu menjadi bermakna,
dalam proses belajar mengajarnya yang guru harus memahami dan mengerti
kemampuan siswanya, karena dengan memahami dan mengerti apa kemampuan yang di
miliki oleh siswanya itu maka siswa akan dapat memperluas pengetahuannya. Dan
cara yang di lakukan agar dapat mengasah kemampuan siswa adalah dengan cara
memberikan suatu kegiatan yang menantang, mereka akan mulai berfikir untuk
mengkaji permasalahan yang menantang tersebut sehingga siswa dapat mengambil
kesimpulan dari setiap permasalahan yang ada dan kemudian mengkaitkannya dengan
kehidupan sehari-hari dan siswa dapat mengetahui semua hal tersebut dengan
mengubungkannya dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Namun
guru juga harus berhati-hati dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar IPS
yang Powerful, karena untuk menghasilkan sesuatu yang bermakna tidaklah mudah.
Harusnya guru mengambil beberapa permasalahan yang ada di masyarakat untuk
pembelajaran bagi siswanya, hal tersebut bertujuan agar siswa merasakan bahwa
IPS sangat lah dekat dengan kehidupan mereka. Kegiatan Belajar mengajar IPS
yang Powerful juga dapat membantu mengembangkan potensi yang ada pada setiap
siswa karena dengan di hadapkan dalam suatu permasalahan kita dapat mengetahui
apa potensi yang di miliki oleh siswa. Materi yang di berikan juga haruslah
menantang, terpadu, dan kemudian dapat memecahkan suatu permasalahan yang ada,
selain itu peran guru disini juga harunya dapat membimbing siswa agar dapat sesuai
dengan apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran.
b. Social Studies
Teaching and Learning Are Powerful When They Are Integrative
Subyek
yang terdiri dari ilmu-ilmu sosial yaitu, sejarah, ekonomi, geografi, ilmu
politik, sosiologi, antropologi, arkeologi dan psikologi kaya akan disiplin
ilmu dan saling terkait, masing-masing dari disiplin ilmu ini penting untuk
dipelajari latar belakang nya sebagai warga Negara yang bijaksana. Kurikulum
ilmu sosial yang integratif, mengatasi totalitas pengalaman manusia dari waktu
ke waktu dan ruang, menghubungkan dengan masa lalu, terkait dengan saat ini,
dan melihat ke depan untuk masa depan. Fokus pada disiplin studi inti sosial,
itu termasuk materi yang diambil dari seni, ilmu, dan humaniora, dari peristiwa
saat ini, dari contoh-contoh lokal dan dari siswa kehidupan sendiri.
Setiap
disiplin ilmu-ilmu sosial itu sendiri mengintegrasikan konten dari orang lain.
Unit dan pelajaran dapat menarik pada ide-ide dari ekonomi, geografi, sejarah,
ilmu politik, dan sosiologi untuk meningkatkan pemahaman tentang suatu
peristiwa atau konsep. Setiap mengejar disiplin menuntut tingkat sensitivitas
dan kesadaran untuk konten yang diambil dari seni, humaniora, dan ilmu.
Powerfull
IPS mengajar menggabungkan unsur-unsur dari semua disiplin karena menyediakan
kesempatan bagi siswa untuk melakukan penyelidikan, mengembangkan dan
menampilkan data, mensintesis temuan, dan membuat penilaian.
IPS
pengajaran dan pembelajaran memerlukan penggunaan teknologi yang efektif,
komunikasi, dan membaca / menulis keterampilan yang menambah dimensi penting
untuk pembelajaran siswa.
c. Social studies teaching and learning
are powerful when they are value-based
Pendekatan
penanaman nilai adalah menanamkan nilai-nilai sosial tertentu pada siswa .
berbagai pendekatan dan berbagai pendidikan pengajaran yang di gunakan dalam
pengajaran dapat juga di gunakan dalam proses pendidikan pembelajaran
pendidikan IPS. Pendidikan nilai ini mepunyai tujuan , tujuannya itu adalah
membentuk pribadi anak, supaya menjadi
manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun
kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang
baik bagi suatu masyarakat atau bangsa,
secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh
budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena
itu, hakikat dari Pendidikan nilai dalam pembelajaran IPS dalam konteks
pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai
luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, bertujuan untuk
membina dan membentuk karakter peserta didik .
Seharusnya
peningkatan dan kualitas pelaksanaan Pendidikan nilai pada lembaga pendidikan
formal lebih lagi. Karena pada fenomena sosial saat ini semakin
meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian masal dan berbagai kasus
dekadensi moral lainnya. Bahkan di
kota-kota besar tertentu, gejala tersebut telah
sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi
pembinaan generasi muda semestinya dapat meningkatkan peranannya dalam
pembentukan kepribadian siswa melalui peningkatan intensitas dan kualitas
pendidikan nilai dalam pembelajaran IPS.
d. Social Studies Teaching and Learning
Are Powerful When They Are Challenging
Pembelajaran
IPS harus ber-perspektif global. Perpektif global merupakan pandangan dimana
guru dan murid secara bersama-sama mengembangkan perspektif dan keterampilan
untuk menyelidiki suatu yang berkaitan dengan isu global. (Idealnya tercermin
dalam motto “ thingking globally and act locally”). Pembelajaraan IPS haruslah
bersifat menantang, siswa di
untuk mencapai tujuan pembelajaran baik secara
individual maupun sebagai anggota kelompok, guru sebagai model untuk mencapai
kualitas sesuai standar yang diinginkan, guru lebih menghargai pendapat siswa
dengan alasan yang baik daripada pendapat asal-asalan.
Pembelajaran IPS yang
Menantang, meliputi 3 hal:
1. Siswa ditantang untuk mencapai tujuan
pembelajaran, baik secara individu / kelompok.
2. Guru memodelkan penting dan gunanya
pendekatan inkuiri.
3. Guru menunjukkan perhatian dan minatnya
terhadap pemikiran siswa.
Guru sebagai model
untuk mencapai kualitas sesuai standar yang diinginkan, guru lebih menghargai
pendapat siswa dengan alasan yang baik daripada pendapat asal-asalan.
Inkuiri
berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk
memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual
(kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika
berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara
untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Minat
memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan ini Ahmad Tafsir (1992: 24)
menyatakan bahwa minat adalah kunci dalam pengajaran. Bila murid telah berminat
terhadap kegiatan belajar mengajar, maka hampir dapat dipastikan proses belajar
mengajar akan belajar dengan baik. Dengan demikian, maka tahap-tahap awal suatu
proses belajar mengajar hendaknya dimulai dengan usaha membangkitkan minat.
Minat harus senantiasa dijaga selama proses belajar mengajar berlangsung.
Karena minat itu mudah sekali berkurang atau hilang selama proses belajar
mengajar.
Ketika
pembelajaran IPS dikelola secara bermakna, menantang dan berbasis nilai
(value), diharapkan pandangan miring siswa dan masyarakat tentang IPS dapat
direduksi. Penting sekali memahami pengetahuan sosial sehingga kita tahu
realitas sosial dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat, itulah esensi
kontribusi kita terhadap dunia pendidikan.
e. Social Studies Teaching and Learning
Are Powerful When They Are Active
Pembelajaran
IPS membutuhkan pemikitan yang reflektif baik dalam mengambil keputusan ataupun
dalam diskusi. Dalam proses pembelajaran guru memberikan model atau contoh yang
nantinya akan di kembangkan oleh siswa yang terkonstruksi pengetahuan melalui
proses yang aktif.
Komunikasi
antara guru dan siswa sangatlah perlu , untuk memacu siswa agar aktif dalam
proses pembelajaran. Kegiatan yang efektif mendorong siswa untuk memikirkan dan
menerapkan apa yang mereka pelajari. Guru dapat memberikan kesempatan bagi
siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka ke pertanyaan tentang konten baru,
untuk memahami konten baru, untuk mensintesis dan mengkomunikasikan apa yang
telah mereka pelajari, untuk menghasilkan pengetahuan baru atau membuat
aplikasi yang kreatif, atau untuk berpikir kritis tentang konten dan membuat
keputusan atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan itu.
Pemodelan guru,
pengelolaan kelas, teknik motivasi, metode pembelajaran, dan penilaian prosedur
semua berkomunikasi kepada siswa bahwa mereka diharapkan untuk berpartisipasi
dalam kelas IPS aktif. Para siswa belajar untuk merenungkan serius pada apa
yang mereka pelajari dan untuk mengajukan pertanyaan, berbagi pendapat, dan
terlibat dalam masyarakat berbasis konten dialog. Melalui kegiatan aplikasi
otentik mereka mengembangkan keberhasilan sipil dengan berlatih-terlibat dalam
penyelidikan dan perdebatan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan tentang
isu-isu sosial yang nyata kemudian menindaklanjuti dengan tindakan sosial atau
kemasyarakatan yang sesuai.




0 komentar:
Posting Komentar